BAB II
ANALISIS
PESAING DALAM MENENTUKAN STRATEGI UNTUK MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI PERUSAHAAN
2.1 Pesaing
dalam Dunia Bisnis
Pada dasarnya setiap perusahaan
memiliki pesaing, baik itu pesaing yang berkecimpung dalam ranah usaha yang
sama maupun tidak. Dalam dunia bisnis, pesaing tidak hanya didefinisikan
sebagai perusahaan yang memproduksi dan menjual produk dan jasa yang sama,
dengan kisaran harga yang sama, dan kepada pelanggan yang sama, namun pesaing
juga diartikan secara lebih luas. Hal ini seperti diungkapkan Kotler (2003: 23)
dalam bukunya Marketing Insights from A
to Z, “all firms have competitors.
Even if there were only one airline, the airline would have to worry about
trains, buses, cars, bicycles, and even people who might prefer to walk to
their destinations”. (Semua bentuk
usaha memiliki pesaing. Bahkan jika hanya ada satu maskapai penerbangan, maskapai
tersebut perlu khawatir dengan adanya bentuk usaha transportasi lain, seperti
kereta api, bis, mobil, sepeda, dan orang yang lebih memilih berjalan kaki
untuk pergi ke tempat tujuannya).
Untuk
mengenal pesaing lebih jelas, berikut pemaparan Philip Kotler (2008: 269) mengenai
jenis-jenis pesaing berdasarkan persaingan dalam tingkat substitusi produk:
1)
Persaingan
merk di mana pesaing adalah perusahaan
lain yang menawarkan produk dan jasa yang sama, kepada pelanggan yang sama,
dengan kisaran harga yang sama.
2)
Persaingan
industri. Dalam
hal ini, perusahaan menganggap pesaing utamanya sebagai perusahaan yang membuat
produk atau jenis produk yang sama.
3)
Persaingan
bentuk. Perusahaan
melihat pesaingnya sebagai perusahaan yang menghasilkan produk yang memberikan
manfaat yang sama.
4)
Persaingan
umum di
mana perusahaan dapat melihat pesaingnya dengan arti yang lebih luas lagi,
yaitu semua perusahaan bersaing untuk konsumsi rupiah yang sama.
Setelah memahami jenis-jenis pesaing
dalam dunia bisnis, perusahaan dituntut mampu merancang dan mengoperasikan
sistem untuk mengumpulkan keterangan-keterangan yang berkesinambungan tentang
para pesaing yang meliputi kelengkapan, mutu, desain dan bentuk produk; harga
yang ditawarkan; saluran distribusi atau lokasi cabang yang dimiliki; promosi
yang dijalankan; dan rencana kegiatan pesaing ke depan. Untuk
mengetahui informasi tersebut, perusahaan perlu mengadakan analisis terhadap pesaing.
2.2 Analisis
Pesaing
Kemampuan memahami pesaing menjadi salah satu faktor
keberhasilan sebuah bisnis. Dengan memahami pesaingnya, perusahaan akan
dipermudah untuk memutuskan di mana akan bersaing dan mengetahui posisi di antara
pesaing. Namun untuk mengenal lebih jauh para pesaingnya diperlukan upaya
analisis. Analisis tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi ancaman,
kesempatan, atau permasalahan strategis (strategy question) yang terjadi
sebagai akibat dari perubahan persaingan potensial, serta kekuatan dan
kelemahan pesaing. Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 272) analisis tersebut
meliputi kegiatan:
a.
Mengidentifikasi
pesaing
Pada dasarnya, perusahaan kompetitor
dapat diidentifikasi dari sudut pandang industri dan sudut pandang pasar. Dari
sudut pandang industri, tugas perusahaan adalah mengidentifikasi secara lengkap
dan benar produk apa saja yang dimiliki oleh para pesaingnya, karena terkadang sebuah
perusahaan tertentu menawarkan produk yang beragam. Sedangkan dengan menggunakan
pendekatan pasar, perusahaan dituntut untuk melihat besarnya pasar yang dikuasai
pesaing (market share) melalui segmen pasar yang akan
dimasuki. Dalam hal ini, perusahaan harus mengestimasi besarnya pasar dan market
share masing-masing pesaing, baik untuk masa sekarang dan di masa mendatang, baik yang dikuasai pesaing
maupun secara keseluruhan.
b.
Menilai Pesaing
Untuk menilai pesaing, terdapat
beberapa tahapan sebagai berikut:
a) Mengetahui
tujuan pesaing
Dengan mengetahui bauran tujuan
pesaing, perusahaan akan mengetahui tingkat kepuasan pesaing akan kondisi saat
ini dan bagaimana pesaing bereaksi terhadap tindakan kompetitif yang berbeda. Selain
itu, perusahaan juga harus mengawasi tujuan pesaing untuk berbagai segmen.
Apabila pesaing telah menemukan segmen baru atau akan berpindah ke segmen yang
ditawarkan perusahaan, perusahaan dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi hal
tersebut.
b) Mengidentifikasi
strategi pesaing
Tujuan perusahaan dalam menjalankan bisnis adalah untuk
memenangkan persaingan. Oleh karena itu, setiap perusahaan memiliki strategi
tersendiri untuk mematikan lawannya. Semakin ketat persaingan, maka semakin
canggih strategi yang dijalankan. Oleh karena itu, perusahaan harus terus mengidentifikasi
strategi pesaingnya secara berkelanjutan, karena pesaing yang cerdik akan
merevisi strategi mereka dari waktu ke waktu. Dalam proses identifikasi tersebut,
tidak jarang ditemukan beberapa perusahaan yang memiliki strategi yang serupa. Kelompok
perusahaan yang menerapkan strategi yang sama dalam pasar sasaran tertentu
dikenal dengan istilah kelompok strategis. Untuk menghadapi kelompok strategis
tersebut, perusahaan harus melakukan beberapa hal, yaitu melihat keseluruhan
dimensi yang mengidentifikasi kelompok strategis di dalam industri; memahami
cara pesaing dalam menghantarkan nilai kepada pelanggannya; mengetahui kualitas produk pesaing, fitur,
dan baurannya (layanan pelanggan, kebijakan penetapan harga, cakupan
distribusi, strategi tenaga penjualan, serta iklan dan program promosi
penjualan); mempelajari detail masing-masing R&D pesaing, proses
manufaktur, pembelian, keuangan, dan lainnya.
c) Menilai
kekuatan dan kelemahan pesaing
Identifikasi
kelemahan dan keunggulan berarti memetakan atau mencari tahu keunggulan dan
kelemahan pesaing. Langkah pertama, perusahaan
dapat mengumpulkan data tentang tujuan, strategi, dan kinerja pesaing selama
beberapa tahun terakhir. Kemudian, perusahaan juga dapat mempelajari data
sekunder, pengalaman pribadi, dan berita dari mulut ke mulut tentang kekurangan
dan keunggulan pesaing. Selanjutnya, perusahaan dapat melakukan riset pemasaran
primer dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur. Terakhir, perusahaan dapat
menetapkan tolak ukur terhadap perusahaan lain dengan membandingkan produk dan
proses perusahaan tersebut dengan pesaing atau perusahaan terkemuka dalam
industri lain untuk menemukan cara meningkatkan kualitas dan kinerja.
d)
Memperkirakan reaksi pesaing
Mengetahui tujuan,
strategi, kelemahan, dan kekuatan pesaing akan berguna untuk menjelaskan
tindakan yang akan diambil perusahaan dan menunjukkan reaksi perusahaan,
seperti pemotongan harga, peningkatan promosi, atau pengenalan produk baru.
Adapun reaksi yang ditunjukkan sangatlah beragam. Ada pesaing yang bereaksi lambat
terhadap gerakan pesaing lain. Sebaliknya ada perusahaan yang bereaksi cepat
terhadap tindakan kompetitornya. Hal ini seperti yang diungkapkan Kotler (2003:
20), “it has been observed that there are
four types of companies: 1) Those that make things happen; 2) Those that watch
things happen and respond; 3) Those that watch things happen and don’t respond;
4) Those that didn’t notice that anything had happened.” (Berdasarkan observasi,
terdapat 4 jenis perusahaan dalam dunia bisnis: 1) Perusahaan yang menggagas
sesuatu; 2) Perusahaan yang melihat kondisi sekitar dan bereaksi terhadap
kondisi tersebut; 3) Perusahaan yang melihat kondisi sekitar namun tidak
bereaksi; 4) Perusahaan yang tidak memperhatikan apa yang terjadi di sekitar).
Dengan mengetahui cara pesaing
utama bereaksi akan memberikan petunjuk kepada perusahaan tentang cara terbaik
untuk menyerang pesaing atau mempertahankan posisi perusahaan saat ini.
c. Menentukan
Pesaing yang Diserang atau Dihindari
Setelah
tahapan mengidentifikasi dan menilai pesaing, langkah selanjutnya dalam
menganalisis pesaing adalah menentukan kompetitor mana yang akan diserang atau
dihindari. Di bawah ini terdapat pembagian pesaing (Kotler, 2008: 270), di
antaranya:
a) Pesaing
kuat atau lemah
Kebanyakan perusahaan memilih
kompetitor yang lemah dalam persaingan bisnis karena untuk memenangkan titik
pangsa pasarnya, perusahaan hanya memerlukan sedikit sumber daya. Namun untuk
mengasah dan mengembangkan kemampuan, perusahaan harus berani bersaing dengan perusahaan
yang kuat.
b) Pesaing
dekat atau jauh
Sebagian perusahaan bersaing
dengan perusahaan yang paling mirip dengan mereka, baik dilihat dari produk
yang dihasilkan, pangsa pasar, maupun strategi yang diterapkan. Namun
perusahaan juga harus mengidentifikasi perusahaan jauh untuk menghadapi kemungkinan
yang bisa terjadi.
c) Pesaing
baik atau buruk
Dalam ranah bisnis, tidak
mengherankan apabila perusahaan menemukan pesaing yang baik dan buruk. Pesaing
yang baik menjalankan perusahaannya sesuai aturan industri, contohnya mereka
menetapkan harga sesuai dengan biaya. Sedangkan pesaing yang buruk seringkali
melanggar aturan industri. Mereka berinvestasi dalam kapasitas berlebih dan
merusak keseimbangan industri. Banyak perusahaan kemungkinan akan memilih
menyerang pesaing buruk untuk mengurangi atau bahkan mengakhiri praktik
disfungsional mereka.
Pada dasarnya analisis
persaingan bersifat dinamis. Analisis persaingan merupakan aktifitas
yang sifatnya berkelanjutan dan memerlukan koordinasi informasi. Perusahaan
dapat mengumpulkan sejumlah informasi yang relevan untuk bahan analisis dengan beberapa
teknik, seperti pencarian database, survey konsumen, wawancara dengan pemasok
serta partisipan lainnya yang sesuai, dan sebagainya.
2.3 Pengaruh Kompetitor terhadap Eksistensi
Perusahaan
Pengaruh para pesaing terhadap perusahaan dapat diketahui
setelah dilakukan kegiatan analisis secara mendalam. Pengaruh kompetitor yang
satu akan berbeda dengan pengaruh komptetitor lainnya terhadap keberlangsungan
usaha yang dijalankan. Namun, perusahaan juga sebaiknya tidak mengabaikan
kompetitor-kompetitornya yang dinilai lemah.
Dewasa ini, Perkembangan dunia bisnis menyebabkan kompetisi
yang saling menguntungkan. Perusahaan pesaing tidak hanya berpengaruh negatif
dan menjadi ancaman perusahaan, melainkan juga berperan sebagai mitra dan
jaringan di dunia bisnis. Jika memang ada bentuk usaha yang masih berkaitan
dengan bisnis yang dijalani perusahaan, tidak menutup kemungkinan apabila usaha
yang dulunya dianggap pesaing bisa bermitra dengan perusahaan untuk
meningkatkan kredibilitas dan variasi produk yang dimiliki perusahaan di mata
masyarakat konsumen. Sebagai contoh, restauran Mc Donald yang menyajikan
makanan cepat saji bermitra dengan Pepsi yang merupakan produsen minuman
bersoda.
Selain itu, kompetitor juga dapat menjadikan perusahaan
lebih kreatif. Secara tidak langsung kompetitor memberikan dorongan kepada
perusahaan untuk menemukan ide dan gagasan baru dalam mencapai solusi agar
tetap bisa survive dalam dunis
bisnis. Perusahaan terus dipacu untuk kritis dan dan kreatif dengan cara
melihat pergerakan pasar yang terjadi dan keinginan pasar yang selalu berubah
seiring berjalannya waktu.
Dengan adanya kompetitor, perusahaan dapat mengevaluasi
perkembangan bisnisnya dengan membandingkan kekurangan dan kelebihan kualitas
produk, manajemen, sumber daya, dan feed
back produk yang dimiliki perusahaan dengan pesaing.
2.4 Strategi Bersaing
Banyak para ahli ekonomi yang
mengemukakan pendapatnya mengenai definisi strategi bersaing, seperti yang
dikemukakan oleh Robert M. Grant (Hidayat, 2012) bahwa “strategi bersaing adalah kombinasi antara akhir dan tujuan yang
diperjuangkan oleh perusahaan dengan alat (kebijaksanaan) dimana perusahaan
berusaha sampai ke sana”.
Sejalan dengan pendapat di atas,
Michael E. Porter (Kotler, 2009) mengungkapkan bahwa “strategi bersaing adalah adalah pencarian akan posisi bersaing yang
menguntungkan di dalam suatu industri, arena fundamental tempat persaingan
terjadi”.
Opini-opini di atas diperkuat lagi
oleh Philip Kotler (2009) yang menyatakan bahwa “strategi bersaing adalah strategi yang secara kuat menempatkan
perusahaan terhadap pesaing dan yang memberi perusahaan keunggulan bersaing
yang sekuat mungkin”.
Dari beberapa definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa strategi bersaing adalah segala upaya yang dilakukan
oleh perusahaan dalam memenangkan pasar sasaran secara bijaksana dengan cara
memberikan keunggulan-keunggulan yang kuat dalam bersaing.
Adapun tujuan dari strategi bersaing menurut Kotler dan
Armstrong (2008), yaitu:
1. Membentuk
suatu positioning yang tepat dengan menunjukkan
citra tersendiri perusahaan kepada pelanggan atau pasar sasaran.
2. Mempertahankan
pelanggan yang setia karena mereka akan menjadi aset perusahaan dan memberikan
pemasukan kepada perusahaan jika dikelola dengan baik.
3. Mendapatkan
pangsa pasar yang baru dan seluas-luasnya melalui implementasi strategi
bersaing yang tepat.
4. Memaksimalkan
penjualan dengan melihat efektifitas strategi bersaing dan seluruh sistem yang
ada dalam perusahaan serta unit-unit fungsional lainnya.
5. Menciptakan
kinerja bisnis yang efektif dengan cara mendefinisikan kelompok pelanggan yang
akan dilayani, kebutuhan pelanggan yang akan dipenuhi, serta teknologi yang
akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
2.5
Strategi
Pemasaran Kompetitif
Untuk menghadapi para pesaing, Michael E. Porter (Kotler, 2008) menyarankan beberapa
strategi positioning kompetitif dasar
yang dapat diimplementasikan di perusahaan.
1.
Strategi
pemimpin pasar (Market Leader)
Perusahaan yang menerapkan strategi
ini memegang bagian terbesar dalam pasar dan menjadi titik pusat orientasi para
pesaing, sehingga tidak heran apabila perusahaan lain mengikuti
tindakan-tindakan perusahaan, dimulai dari perubahan harga, pengenalan produk
baru, pencakupan saluran distribusi, hingga intensitas promosi.
Untuk tetap mempertahankan posisinya
sebagai perusahaan yang dominan, perusahaan pemimpin pasar perlu mengambil tiga
tindakan, yang terdiri dari:
1) Memperluas
permintaan total melalui strategi penerobosan pasar, strategi pasar baru, dan
strategi perluasan geografis. Di samping itu, perusahaan juga dapat mencari dan
memperkenalkan kegunaan baru suatu produk serta meyakinkan konsumen agar
menggunakan lebih banyak produk di setiap kesempatan.
2) Melindungi
pangsa pasar yang telah dikuasai sekaligus memperkuat pasar dengan cara
melakukan inovasi (pembaharuan) yang berkelanjutan.
3) Meningkatkan
dan memperluas pangsa pasar.
2.
Strategi Penantang
Pasar (Market Challenger)
Perusahaan dengan strategi ini
merupakan lawan utama pemimpin pasar. Meskipun kalah dalam jumlah konsumen,
perusahaan ini selalu mencoba melakukan hal yang lebih dari apa yang
telah dilakukan perusahaan pemimpin pasar. Selain itu, mereka dapat menyerang market leader dan kompetitor lainnya
untuk merebut pangsa pasar.
3. Strategi Pengikut Pasar (Market Follower)
Tidak hanya Market Challenger yang berusaha menantang pemimpin pasar, tapi
perusahaan pengikut pasar juga ikut serta dalam persaingan antara pemimpin (Leader) dengan pesaing (Competitor) pasar. Namun bedanya
pengikut pasar hanya sedikit berkontribusi dan tidak ikut serta secara terang-terangan
dalam persaingan. Berikut ini dijelaskan hal-hal yang dilakukan perusahaan
strategi pengikut pasar:
1) Mengikuti dari dekat. Market Follower berusaha menyamai Market Leader pada banyak segmen pasar
dan wilayah bauran pemasaran. Terkadang Market
Follower dianggap sebagai “parasit” karena hanya melakukan sedikit upaya
untuk menstimulasi pasar dan hanya berharap dapat hidup dari investasi yang
ditanam oleh Market Leader.
2) Mengikuti
dari jauh. Dalam hal ini, Market Follower
membuat diferensisasi, namun pada dasarnya tetap mengikuti Market Leader dalam hal pembauran pasar yang pokok, pembauran
produk, tingkat harga, dan saluran distribusi. Cara ini masih bisa diterima
oleh Market Leader karena pangsa
pasar Market Follower turut membantu Market Leader agar tidak dianggap
sebagai monopoli pasar.
3) Mengikuti secara selektif. Perusahaan
mengikuti dari dekat beberapa hal yang dilakukan oleh pemimpin pasar namun
selebihnya perusahaan berjalan sendiri. Perusahaan ini dapat dikatakan inovatif,
meskipun ia menghindari persaingan langsung dan mengikuti strategi pemimpin
pasar yang akan menguntungkannya. Seringkali perusahaan semacam ini tumbuh
menjadi penantang pasar.
4.
Strategi Relung
Pasar (Market Nicher)
Perusahaan dengan strategi relung pasar pada umumnya membidik pasar yang
tidak mampu membeli produk yang dihasilkan pemimpin atau pesaing pasar. Dengan
kata lain, perusahaan ini memiliki lingkungan tersendiri tanpa dipengaruhi oleh
pesaing lainnya. Posisi ini memiliki celah tersendiri di dalam pasar, namun terkadang posisi
ini tidak pernah dipedulikan oleh pemimpin pasar atau penantang pasar. Tujuan
utama yang dijalankan oleh relung pasar adalah dapat hidup terus dengan pertumbuhan
sedang.
Gagasan pokok dalam relung pasar ini adalah spesialisasi. Perusahaan harus
mempunyai keahlian khas dalam hal pasar, konsumen, produk, atau lini-lini dalam
bauran pasarnya. Menurut Kotler (2009) ada beberapa jenis spesialisasi yang
dapat dipilih, yaitu:
1)
Perusahaan mengkhususkan diri untuk
melayani satu jenis pelanggan akhir;
2)
Perusahaan mengkhususkan diri pada
tingkat vertikal tertentu dari rental nilai produksi-distribusi;
3)
Perusahaan berkonsentrasi untuk
menjual kepada pelanggan kecil, pelanggan menengah, atau pelanggan besar;
4)
Perusahaan membatasi penjualnya ke
satu atau beberapa pelanggan;
5)
Perusahaan hanya menjual di lokasi,
wilayah, atau daerah tertentu;
6)
Perusahaan hanya melaksanakan atau
memproduksi satu lini produk;
7)
Perusahaan memfokuskan diri dalam
memproduksi jenis produk;
8)
Perusahaan menyesuaikan produknya
untuk pelanggan perorangan;
9)
Perusahaan beroperasi di pasar
barang berkualitas rendah atau tinggi;
10) Perusahaan
menawarkan jasa yang tidak disediakan perusahaan lain;
11) Perusahaan
mengkhususkan diri untuk melayani satu saluran distribusi saja.
Suatu perusahaan harus mengamati
pesaingnya dan menemukan strategi pemasaran kompetitif yang paling efektif
dalam memposisikan perusahaan, serta harus terus menyesuaikan strateginya
terhadap lingkungan kompetitif yang cepat berubah. Selain itu, sebagai produsen
tugas perusahaan
adalah
memetakan berbagai kompetitor yang mempunyai
potensi untuk bersaing dengan produk atau jasa yang kita hasilkan. Dengan
mengetahui peta persaingan, akan lebih mudah untuk mengatur strategi yang jitu
untuk memenangkan persaingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar